Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Manusia

Bagaimana polusi udara mempengaruhi kesehatan manusia?

Polutan udara yang memiliki perhatian yang besar, dan yang paling banyak kita ketahui berpengaruh bagi kesehatan manusia adalah partikulat halus (PM2,5). Partikel ini memiliki diameter kurang atau sama dengan 2,5 mikrometer, dan tidak terlihat dengan mata manusia serta 40 kali lebih kecil dari ketebalan sehelai rambut manusia. Partikulat ini dapat merusak banyak bagi tubuh manusia : partikulat ini cukup kecil untuk masuk kedalam jaringa paru-paru manusia, dimana dapat menyebabkan inflamasi pada jaringan paru-paru yang sensitif, dan dapat masuk dalam aliran darah, dan mempengaruhi kondisi organ seperti jantung dan otak. Badan Kesehatan PBB (WHO) memperkirakan bahwa secara global polusi udara bertanggungjawab terhadap sekitar 6,7 juta kematian premature setiap tahun.

Polusi udara menyebabkan baik penyakit akut maupun penyakit kronis. Ada bukti kuat melingkupi pemaparan dalam jangka panjang (contoh : pemaparan berbulan-bulan atau bertahun) kepada polusi udara meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik (kurangnya aliran darah ke jantung yang menyebabkan kurangnya pasokan oksigen), stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru dan pencernaan bagian atas, hasil kehamilan yang merugikan ( contoh : rendahnya angka kelahiran, kelahiran premature dan kelahiran dengan berat bayi dibawah normal), diabetes, dan katarak mata. Badan Internasional Riset Kanker Dunia – WHO menetapkan bahwa pollution udara ambien (udara luar/ terbuka) bersifat karsinogen.

Beberapa paparan terhadap polusi udara memberikan dampak segera, baik dalam beberapa menit ataupun dalam beberapa jam setelah terpapar, diantaranya iritasi mata, iritasi hidung dan iritasi tenggorokan, napas pendek, batuk, dan perburukan kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti serangan asma, dan sakit dada. Dan faktor risiko lainnya dari penyakit dan sensitifitas terhadap polutan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi terhadap polusi udara.

Polutan udara bersifat gas dapat mempengaruhi kesehatan manusia secara serius. Karbon monoksidan (CO) membatasi perpindahan aliran oksigen ke jaringan dan dalam konsentrasi yang besar dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Sulfur Dioksida (SO2) menyebabkan iritasi paru-paru yang kuat mempengaruhi kesehatan bagi orang yang telah mengidap penyakit pernapasan sebelumnya seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik, khususnya bagi yang tinggal dan bekerja dekat dengan sumber emisi SO2. Nitrogen Oksida (NOX) berhubungan dengan berbagai dampak, mulai dari iritasi saluran pernapasan sampai pada potensi penyakit asma, dan peningkatan potensi kematian. Paparan Ozon (O3) menyebabkan penyakit saluran napas, dan diasosiakan dengan 365.000 kematian prematur pada tahun 2019 menurut The lobal Burden Of Disease (IHME).

Bagaimana polusi udara mempengaruhi kesehatan anak-anak?

Anak-anak secara khusus sangat rentan mengalami rusaknya kesehatan mereka akibat paparan polusi udara, dikarenakan keunikan kerentanan dan paparan. Saluran pernapasan pada anak-anak lebih dapat menyerap, rata-rata kecepatan pernapasan anak-anak adalah dua kali lebih cepat dibandingkan orang dewasa, dan anak-anak mengambil lebih banyak udara per kg dari badan mereka dibanding orang dewasa. Tubuh anak-anak khususnya paru-paru dan otak masih dalam kondisi berkembang, dengan pembuluh darah yang lebih sempit. Dan sistem kekebalan tubuh anak-anak cenderung lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Karena itu, udara yang tercemar mempengaruhi kondisi kesehatan anak-anak melebihi orang dewasa.

Menurut State of Global Air 2020 memperkirakan polusi udara berkontribusi terhadap 500.000 kematian bayi dalam bulan pertama mereka hidup pada tahun 2019. Kebanyakan dari kasus kematian ini berhubungan dengan komplikasi rendahnya berat bayi saat dilahirkan dan kelahiran premature. Badan Kesehatan Dunia –WHO, hampir setengah dari kematian berhubungan dengan pneumonia pada anak-anak dibawah umur 5 tahun disebabkan oleh partikulat matter (PM2,5) yang dihirup dari polusi udara rumah tangga. 20 persen dair kematian bayi yang baru lahir dikaitkan dengan polusi udara dan banyak faktor risiko kematian bayi yang baru lahir dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi yang meningkatkan risiko perempuan terpapar polusi udara. Dengan demikian, perempuan di negara-negara dengan pembangunan sosiodemografi pada tingkat rendah, memiliki risiko hasil kelahiran yang buruk, yang berhubungan dengan konsekuensi bagi anak-anak mereka. Polusi udara mempengaruhi perkembangan anak, kemampuan belajar, dan kesejahteraan mereka selama hidup. 

Recomended Articles