Kurikulum merdeka adalaah suatau kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Siswa dapat memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Sebuah kurikulum tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, termasuk kurikulum ini. Nah, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pro dan kontra dari kursus ini, mari kita bahas secara tuntas di bawah ini.
BACA: Kemampuan Otak Anak dan Makanan Yang Mempengaruhinya
Kelebihan kurikulum merdeka:
- Dinilai lebih bebas
Untuk siswa SMA, misalnya, tidak akan ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Agar siswa dapat bebas memilih mata pelajaran sesuai dengan bakat dan minat masing-masing siswa. Selain itu, sekolah berhak melaksanakan dan mengelola program studi sesuai dengan bakat dan minat siswa, dan guru dapat mengajar sesuai dengan kemajuan penerimaan mata pelajaran siswa.
- Dinilai lebih simple dan intens
Kurikulum ini lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi siswa, Pada proses pembelajaran diubah menjadi lebih menyenangkan, mendalam, dan sederhana.
- Dinilai lebih relevan dan infektif
Kurikulum ini menerapkan proses pembelajaran melalui kegiatan proyek. Diharapkan proses pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk aktif menggali persoalan-persoalan nyata yang sedang terjadi dan mendukung pengembangan karakter dan kemampuan profil siswa Pancasila.
Kekurangan kurikulum merdeka:
- Dinilai kurang matang dalam persiapannya
Kurikulum ini Belajar ini masih perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam agar efektif dan tepat dalam penerapannya. Mengingat Kurikulum Merdeka Belajar ini masih seumur jagung usai diluncurkan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan lalu.
- Sistem pengajaran yang belum terencana baik
Pada bagian prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada kurikulum merdeka belajar tidak membahas tentang upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, sehingga dapat disimpulkan bahwa mata kuliah bebas belajar belum menghasilkan sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik.
- Kurangnya SDM dan sistem yang belum terstruktur
Karena kurikulum ini masih sangat baru, tentunya perlu disosialisasikan terlebih dahulu, dan perlu dipersiapkan secara matang agar memiliki sistem yang terstruktur dan sistematis. Selain itu, sumber daya manusia (guru/pengajar) yang merupakan pelaksana kurikulum perlu disiapkan.